Header Ads

komunitas SAPU SAMPAH
Satuan Pemuda Sadar Sampah

BANK SAMPAH : UBAH SAMPAH JADI UANG




Masalah sampah selalu menjadi momok yang selalu dicari jalan keluarnya. Apalagi jika daerah yang dirundung masalah tersebut adalah Ibukota suatu Negara. Ya, Jakarta merupakan ibukota NKRI dengan jumlah penduduk yang begitu padat dan banyak. Menjadi kota metropolitan menyebabkan daya konsumsi masyarakat menjadi tinggi. Akibatnya menjadi sampah yang membelangga setiap sudut jalanan ibukota.

Segala kebijakan dan kegiatan telah dilakukan PEMDA DKI Jakarta terkait masalah sampah ini. Mulai dari peraturan untuk tidak membuang sampah sembarangan dengan hukum pidana / perdata, ataupun sekelompok yang dinamakan “Pasukan Oranye” , senjata andalan pemerintahan Ahok sekarang ini. Namun nyatanya segala yang telah dilakukan dinilai masih kurang.

Data Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jakarta mencatat tumpukan sampah telah mencapai lebih dari 6.000 ton per hari, dan sekitar 17%-nya adalah sampah plastik. Diperkirakan pada tahun 2025, produksi sampah di Indonesia akan mencapai angka 130.000 ton per hari jika permasalahan sampah belum terselesaikan dengan baik.
Solusi terbaru yang mulai digalakkan beberapa tahun ke belakang adalah mendirikan “Bank Sampah”. Konsep Bank Sampah menjadi solusi dari permasalahan lingkungan dan kemiskinan yang sedang digarap oleh pemerintah. Lalu apakah yang dimaksud dengan Bank Sampah?

Bank Sampah sendiri bisa diartikan sebagai lembaga yang membeli sampah anorganik dari masyarakat. Sampah yang ditabung dinilai sesuai dengan nilai mata uang yang sudah ditentukan dan disimpan dalam rekening setiap nasabah. Sistematikanya mirip dengan ketika menabung uang di bank pada umumnya.

Dengan adanya program ini, masyarakat terdorong secara sukarela untuk mengumpulkan sampah secara swadaya. Insentif yang diberikan berupa rupiah tentu saja sebagai madu yang bisa menggerakan masyarakat. Dengan begitu, maka masyarakat mendapat keuntungan berupa lingkungan yang makin bersih dan tertata serta bisa menambah penghasilan dari menabung sampah. Lalu setelah ditabung, sampah – sampah anorganik tersebut dipilah dan dan didaur ulang menjadi bahan kerajinan seperti tas, hiasan bunga, payung, dll.

PEMDA DKI Jakarta sendiri terus berbenah dan semakin gencar menggalakan program ini. Terbukti dengan diluncurkannya SIBAS ( Sistem Informasi Bank Sampah) yang mempermudah nasabah dan mengoptimalkan peran Bank Sampah. Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, Sibas ini nantinya akan mempermudah nasabah sekaligus mengoptimalkan peran bank sampah. Para nasabah bank sampah nantinya akan diberi kartu pintar.

Dengan kartu pintar tersebut, para nasabah dengan mudah dapat mengecek saldo tabungan dan mengetahui berapa banyak sampah yang telah dikumpulkan. Kartu pintar itu sendiri nantinya akan terkoneksi dengan Bank DKI. Dengan demikian diharapkan agar warga DKI Jakarta menjadi tertarik untuk menabung sampah.

Kota Jakarta menjadi kota terbersih bukan menjadi isapan jempol saja. Asal semua kalangan mau ikut terlibat dan peduli terhadap masalah sampah yang ada dilingkungan mereka. Kita sadar sampah dan kita mau mewujudkan Indonesia Bebas Sampah 2020!

Sumber :  http://www.kompasiana.com/ezraah/bank-sampah-solusi-masalah-sampah-dki-jakarta_552b3bae6ea834ff25552d16

No comments

Powered by Blogger.